Langsung ke konten utama

MEDIA DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF



ABSTRAKSI

Media dalam pengembangan kognitif merupakan satu konsep yang berisi tentang pemanfaatan media dalam mengembangkan kognitif ketika melakukan proses pembelajaran. Dalam tulisan ini, akan dibahas turunan “media dalam pengembangan kognitif” berupa; tujuan dan fungsi, karakteristik, syarat-syarat dan macam-macamnya.

Deskripsi empat turunan itu akan melahirkan pemahaman yang memadai untuk menjelaskan posisi sekaligus kekuatan media dalam mengembangkan potensi kognitif anak didik. Selain itu akan memudahkan eksperimentasi di lapangan, karena keberadaan media akan dipandu mengarah pada tujuan pengembangan kognitif.

Dari tulisan ini diharapkan lahir sikap kehati-hatian dalam memilih media yang tepat dalam mengembengkan kognitif anak didik. Sekaligus menghindarkan para pendidik dari menggunakan media yang keliru bahkan salah media hingga menghambat pengembangan kognitif yang diinginkan. 

Kata kunci : Media,

Pengembangan Kognitif Pendahuluan Dalam buku “Pengambangan Kognitif Anak Usia Dini” (Khodijah : 2016); media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Karenanya, pengembangan kognitif mendapat perhatian serius karena tidak sedikit dari eksperimentasi penggunaan media dalam pengembangan kognitif tidak menghasilkan out pun yang diharapkan. Malah melahirkan out put yang sepintas lalu sesuai dengan kebutuhan pengembangan kognitif, tapi pada proses akhirnya malah membuat anak didik tidak mampu mengembangkan potensi kognitifnya.

Tahapan menggunakan media dalam pengembangan kognitif menjadi pintu awal untuk menghindarkan dari hasil yang tidak diharapkan. Tahapan itu harus dilakukan oleh penyelenggara pendidikan yang akan mengembangkan kognitif anak didiknya. Kita harus memahami tujuan dan fungsinya dalam mengembangkan potensi kognitif. Tujuan dan fungsi menjadi yang pertama dan utama sebelum menggunakan media dalam pengembangan kognitif anak didik.

Langkah selanjutnya akan berakibat tidak baik, jika menanggalkan tujuang dan fungsi media dalam pengembangan kognitif. Itu yang pertama.

Kedua: kita harus berusaha memahami karakteristik media yang akan digunakan dalam pengambangan kognitif. Dalam beberapa kasus anak didik, karakteristik media mempunyai korelasi positif dengan potensi dasar setiap anak didik yang pada dasarnya berbeda satu dan lainnya.

Ketiga: syarat-syarat media yang digunakan dalam pengembangan kognitif, biasanya menggunakan prinsip yang paling mungkin dipahami oleh anak didik. Selain itu jangan sampai membahayakan, menarik dan bisa dimanipulasi untuk kebutuhan praktik di lapangan.

Keempat : macam-macam media yang digunakan bisa berlandaskan pada bentuk, warna, fungsi khusus (semacam boneka untuk drama) dan lainnya. Titik tekan macam-macam media adalah kegunaan media itu sendiri ketika itu dipraktikan untuk membantu pengembangan kognitif anak didik.

Definisi pengembangan kognitif, kami ambil teori Jean Piaget yang menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dengan lingkungan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Doktor Ilmu Biologi yang lebih tertarik pada psikologi ini mempelajari mengapa dan bagaimana kemampuan mental berubah lama-kelamaan.

Bagi Piaget, perkembangan bergantung sebagian besar pada manipulasi anak terhadap interaksi aktifnya dengan lingkungan. Teori piaget menyajikan suatu pandangan luas mengenai pengembangan kognitif. Ini merupakan teori paling lengkap sampai sekarang dan telah banyak mempengaruhi penelitian tentang cara anak-anak memikirkan dunia dan memecahkan masalah.

Sebagian besar studi menunjang observasi Piaget mengenai urutan perkembangan kognitif, meskipun usia pada saat anak-anak mencapai berbagai tahapan yang beragam, tergantung pada berbagai faktor seperti intelegensi dan pengalaman. Misalnya anak-anak yang berasal dari keluarga kelas menengah mengembangkan konsep konservasi lebih awal dari pada anak-anak yang berasal dari keluarga miskin.

Tujuan dan Fungsi Media Menurut Khodijah (2016:124) bahwa media pembelajaran, dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu a) Memotivasi minat atau tindakan, b) Menyajikan informasi, c) Memberi instruksi. Dengan demikian, manfaat dari media pembelajaran bagi pengajar/pendidik PAUD, yaitu: a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan, b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajarn dengan baik, c) Memberikan kerangka sistematis secara baik, d) Memudahkan kembali pengajar terhadap materi pembelajaran, e) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian dalam pembelajaran, f) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, g) Meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan tujuan dari media pembelajaran bagi pembelajar/anak usia dini, yaitu: a) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar, b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar, c) Memberikan struktur materi pelajaran, d) Memberikan inti informasi pelajaran, e) Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis, f) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, g) Pelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar.

Karakteristik Media Secara garis besar, unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari garis, bentuk, warna, dan tekstur (Arsyad, 1997). Untuk memberi kesan penekanan, juga untuk membangun kemenarikan dan keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi realisme dan menciptakan respon emosional diperlukan warna.

Sementara, tekstur digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga untuk menambah penekanan sebagaimana halnya warna. Dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa prinsip agar media tersebut memberikan pengaruh efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Arsyad (1997) menyatakan simbol pesan visual hendaknya memiliki prinsip-prinsip, yaitu: a) Kesederhanaan secara umum mengacu kepada sejumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan peserta didik menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang dan rumit harus dibagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dipahami.

Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan visual. b) Penekanan, meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian peserta didik.

Dengan menggunakan ukuran, hubungan- hubungan, perspektif, warna atau ruang penerangan dapat diberikan unsur penting, c) Keterpaduan, yang mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi bersama-sama.

Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya. Misalnya, jika kita menginformasikan tentang guru yang sedang mengajar di kelas, maka elemen-elemen yang terkandung dalam informasi itu harus ada, seperti guru itu sendiri, siswa, bangku, papan tulis, media, dll.

Syarat-syarat Media

Adapun syarat-syarat media (Asnida, 2014) dalam pengembangan kognitif anak usia dini, adalah: a) Menarik / menyenangkan baik warna maupun bentuk, b) Tumpul (tidak tajam) bentuknya, c) Ukuran disesuaikan anak usia TK, d) Tidak membahayakan anak, e) Dapat dimanipulasi. Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam prosesbelajar mengajar, yakni: a) Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, b) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar, c) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar, d) Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa, e) Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.

Macam-macam Media

Adapun jenis-jenis media yang dapat digunakan pada kegiatan bermain sambil belajar dalam pendidikan anak usia dini guna mengembangkan kognitif anak, yaitu meliputi: 1. Balok/kotak bangunan Balok atau kotak bangunan fungsinya yaitu memperkenalkan kepada anak berbagai bentuk kotak bangunan yang bisa mereka lihat sehari-hari. 2. Kotak-kotak huruf Kotak-kotak huruf fungsinya yaitu untuk menarik minat baca dan menyusun huruf dalam kata yang bermakna. 3. Papan pengenal warna 4. Papan planel Papan planel berfungsi memperkenalkan konsep bilangan, dan bercerita dengan papan planel. 5. Papan Geometris Papan geometris berfungsi mengenalkan bentuk-bentuk geometris. 6. Kotak pos Kotak pos berfungsi membandingkan bentuk-bentuk geometris. 7. Boneka Boneka berfungsi untuk alat peraga dalam bermain sandiwara yang berkaitan dengan perkembangan kognitif. 8. Loto Loto berfungsi untuk mengembangkan imajinasi anak. 9. Domino benda yang sama atau kepingan gambar Domino benda yang sama atau kepingan gambar berfungsi bagi guru untuk memperlihatkan gambar sambil bertanya “Siapa yang tahu ini gambar (pepaya dan satu)” anak menjawab “pepaya dan satu”. 10. Gelas ukur Gelas ukur berfungsi untuk percobaan mencampur warna mengenalkan konsep bilangan. 11. Ukuran panjang/pendek Ukuran panjang/pendek berfungsi untuk mengukur tinggi/lebar/ panjang. 12. Kotak kubus Kotak kubus berfungsi untuk membentuk suatu benda dari kubus secara mendatar. 13. Alat mengenal peraba Alat mengenal peraba berfungsi untuk mengenalkan permukaan kasar dan halus. 14. Bak air Bak air berfungsi untuk melakukan berbagai percobaan tenggelam, terapung, melayang, menyerap dan lain-lain. 15. Buku-buku (story reading) Buku-buku berfungsi untuk merangsang minat baca. 16. Alat-alat yang ada di luar kelas Alat-alat yang ada di luar kelas Seperti ayunan, jungkat-jungkit, peluncur, papan titian.

Penutup

Relasi media dan pengembangan kognitif setidaknya terbaca pada kepentingan memahami tujuan dan fungsi, karakteristik, syarat-syarat dan macam media yang digunakan. Keberadaan media yang tidak memenuhi empat standard tersebut pada gilirannya akan melahirkan out put yang tidak diharapkan. Untuk mendapatkan media yang sesuai, dibutuhkan keseriusan penyelenggara pendidikan dalam memilah sekaligus memilih media yang tepat guna.

Rujukan
Arsyad, A, Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002 Hasnida, M.Pd,
Media Pembelajaran Kreatif - Mendukung Pengajaran pada Anak Usia Dini, Luxima, 2014
Dr. Hj. Khadijah, M.Ag, Mengembangkan Kognitif Anak Usia Dini, Perdana Publishing, 2016 http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2016/02/media-yang-digunakan-dalam-pengembangan.html http://prezi.com/uepcgwoue5_m/teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget/ http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif http://prezi.com/uepcgwoue5_m/teori-perkembangan-kognitif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Instrumen Tes dan Non Tes, Revolusi 4.0 dan peran Teknologi Pendidikan

Tugas   Penilaian Tengah Semester Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Dosen Pengampu: DR. Dirgantara Wicaksono , M. Pd Istrumen Tes dan Non Tes DISUSUSN OLEH : ERFI FITRI SUSARI NIM : 2016860012 Program Magister Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta Tahun 2018 Evaluasi & Assesmen Pendidikan: IntrumenTes & Nontes BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian, sedangkan dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar

Nativisme dan Empirisme Dalam Islam

Nativisme dan Empirisme Dalam Kacamata Islam ‘Alaa lan tanaalul ilma illa bisittatin, saunbiika ana tafsilihaa bibayaanin: dzakain, wa hirshin, washtibarin, wabulghotin, wairsyadilustadzi wathuulizzaman’ Ali RA ‘Ingatlah kita tidak akan bisa mendapatkan ilmu kecuali dengan enam syarat: (1) Kecedasan, (2) Kesungguhan, (3) Kesabaran, (4) Bekal, (5) Keberadaan Seorang Guru dan (6) Waktu yang cukup’ Kata-kata mutiara Ali RA                         Dalam banyak literatur pendidikan perbincangan tentang teori pembelajaran disebukan dua kutub besar aliran pemikiran. Kutub satu mengatakan bahwa pembelajaran akan sangat dipengaruhi oleh bawaan dasar seorang anak sejak lahir, dengan nama teori nativisme. Kutub satunya mengatakan bahwa pendidikan itu akan berhasil atas peran aspek di luar potensi dasar seorang anak yang ada sejak lahir, yakni peran lingkungan dengan teorinya bernama empirisme.             Perdebatan dua kutub ekstrim ini akhirnya disatukan oleh