Langsung ke konten utama

Jokowi Terbitkan Perpres Pendidikan Karakter, Ini Isinya

Jakarta - Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Perpres Pendidikan Karakter yang salah satunya mengatur durasi dan hari sekolah. Bagaimana isi lengkapnya?

Perpres bernomor 87 tahun 2017 itu diteken Jokowi hari ini, Rabu (6/9/2017). Saat mengumumkan, Jokowi didampingi sejumlah petinggi ormas. 

"Jadi baru saja saya tanda tangani Perpres Penguatan Pendidikan Karakter didampingi ormas-ormas. Saya senang sekali semuanya memberikan dukungan penuh," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017). 

Dalam perpres ini, tiap sekolah dipersilakan menentukan apakah sekolah dilakukan selama 6 hari atau 5 hari dalam sepekan. Dalam menetapkan 5 hari sekolah, ada kriteria yang dapat dipertimbangkan satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah, yaitu: 

a. kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan;
b. ketersediaan sarana dan prasarana;
c. kearifan lokal; dan 
d. pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama di luar Komite Sekolah/Madrasah.

Berikut ini isinya:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Instrumen Tes dan Non Tes, Revolusi 4.0 dan peran Teknologi Pendidikan

Tugas   Penilaian Tengah Semester Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Dosen Pengampu: DR. Dirgantara Wicaksono , M. Pd Istrumen Tes dan Non Tes DISUSUSN OLEH : ERFI FITRI SUSARI NIM : 2016860012 Program Magister Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta Tahun 2018 Evaluasi & Assesmen Pendidikan: IntrumenTes & Nontes BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian, sedangkan dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar

MEDIA DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF

ABSTRAKSI Media dalam pengembangan kognitif merupakan satu konsep yang berisi tentang pemanfaatan media dalam mengembangkan kognitif ketika melakukan proses pembelajaran. Dalam tulisan ini, akan dibahas turunan “media dalam pengembangan kognitif” berupa; tujuan dan fungsi, karakteristik, syarat-syarat dan macam-macamnya. Deskripsi empat turunan itu akan melahirkan pemahaman yang memadai untuk menjelaskan posisi sekaligus kekuatan media dalam mengembangkan potensi kognitif anak didik. Selain itu akan memudahkan eksperimentasi di lapangan, karena keberadaan media akan dipandu mengarah pada tujuan pengembangan kognitif. Dari tulisan ini diharapkan lahir sikap kehati-hatian dalam memilih media yang tepat dalam mengembengkan kognitif anak didik. Sekaligus menghindarkan para pendidik dari menggunakan media yang keliru bahkan salah media hingga menghambat pengembangan kognitif yang diinginkan.  Kata kunci : Media, Pengembangan Kognitif Pendahuluan Dalam buku “Pengambangan Kognit

Nativisme dan Empirisme Dalam Islam

Nativisme dan Empirisme Dalam Kacamata Islam ‘Alaa lan tanaalul ilma illa bisittatin, saunbiika ana tafsilihaa bibayaanin: dzakain, wa hirshin, washtibarin, wabulghotin, wairsyadilustadzi wathuulizzaman’ Ali RA ‘Ingatlah kita tidak akan bisa mendapatkan ilmu kecuali dengan enam syarat: (1) Kecedasan, (2) Kesungguhan, (3) Kesabaran, (4) Bekal, (5) Keberadaan Seorang Guru dan (6) Waktu yang cukup’ Kata-kata mutiara Ali RA                         Dalam banyak literatur pendidikan perbincangan tentang teori pembelajaran disebukan dua kutub besar aliran pemikiran. Kutub satu mengatakan bahwa pembelajaran akan sangat dipengaruhi oleh bawaan dasar seorang anak sejak lahir, dengan nama teori nativisme. Kutub satunya mengatakan bahwa pendidikan itu akan berhasil atas peran aspek di luar potensi dasar seorang anak yang ada sejak lahir, yakni peran lingkungan dengan teorinya bernama empirisme.             Perdebatan dua kutub ekstrim ini akhirnya disatukan oleh